Hati-hati Menyakiti Hati Orang Lain.


Maia menghambur masuk ke rumah Mama dengan wajah yang bersungut-sungut, dan langsung duduk di sebelah Mama yang sedang asyik merenda.

"Kenapa, Mai?" Mama bertanya.
"Rumah kami sudah tak layak huni! Mas Adhi susah bener dikasih tau kalo rumah kami itu kayak museum, sejak dibeli ngga pernah diutak-atik!"
Mama Maia meletakkan benang wol yang melilit-lilit di jarinya.
"Kok sepertinya putus asa sekali?" Mama kembali bertanya.

Maia lalu menceritakan segala keluh kesahnya, betapa ia sakit hati melihat tingkah polah tetangganya yang sibuk kipas-kipas saat arisan di rumah tipe 36-nya yang belum dirombak seperti rumah tetangga2nya yang lain. Maia juga tidak punya AC. Belum lagi komentar-komentar yang mengatakan cuaca saat itu seperti di Arab.
"Aku sebel banget, Ma," Maia menutup ceritanya.
"Ada yang bilang ngga kalau rumahmu jelek?" Mama bertanya.
"Yaa.. ngga sih , Ma, tapi dengan mereka sibuk kipas2 itu menyakiti perasaan Maia!" Maia seperti ngga mau disalahkan.
"Apa saat itu cuaca sedang tidak benar2 panas?" Mama bertanya lagi.
"Emang lagi panas banget sih, Ma.. kan udah 2 hari ngga turun hujan," Maia mengakui.
"Berarti tetangga2mu jujur, Mai," Mama berusaha menenangkan Maia yang terlanjur tersinggung oleh perlakuan tetangganya.
"Mereka tidak menyadari bahwa mereka telah menyakiti hati kamu. Lebih mulia jika kamu memaafkan orang yang telah menyakitimu, karena artinya kamu lebih "kaya" dari mereka. Mungkin mereka tidak biasa menenggang perasaan orang lain, kita seharusnya kasihan dengan orang seperti ini. Tapi diluar itu Mama bangga sama kamu, dengan kamu tidak membalas perlakuan mereka artinya kamu sudah bertindak dengan benar dan menabung amal," Mama seperti biasa menjelaskan dengan sederhana namun kena.
Tiba-tiba saja rasanya Maia ingin meminta maaf kepada semua orang yang barangkali pernah ia sakiti...

(renungan fiksi)


Kezaliman Adalah Kegelapan di Hari Kiamat

Banyak diantara umat Islam yang tidak menyadari bahwa dirinya telah
melakukan suatu perbuatan yang menyakiti orang lain lantas membiarkan
hal itu berlalu begitu saja tanpa meminta ma’af kepadanya atas
perbuatannya tersebut. Hal ini bisa disebabkan oleh ego yang terlalu
tinggi, menganggap hal itu adalah sepele, kurang memahami ajaran
agamanya sehingga tidak mengetahui implikasinya, dan sebagainya.
Padahal sebenarnya amat berbahaya dan akan membebankannya di hari
Akhirat kelak karena harus mempertanggungjawabkannya. Perbuatan
tersebut tidak lain adalah kezhaliman.

(http://www.mail-archive.com/daarut-tauhiid@yahoogroups.com/msg07731.html)

Comments

Popular Posts