Sebuah Sore di Pendopo Enam.

taken by @Yola; semangat!
Hanya dalam waktu sehari, Alhamdulillah Mitha, Yoris dkk berhasil mengumpulkan Guru-guru dan teman sewaktu SD dulu di SDN Polisi 4 angkatan tahun 1985. Yup, minggu lalu kami diundang untuk temu kangen sekaligus tasyakur atas terpilihnya Bima Arya S. sebagai F1 (baca: Walikota Bogor) tahun 2014-2019.

Dengan banyaknya Guru dan teman-teman yang menyempatkan hadir bisa diartikan sebagai dukungan penuh atas usaha dan niat Kang Bima untuk mewujudkan kota Bogor menjadi lebih baik. Terungkap saat bincang-bincang santai, kami yang pernah merasakan zaman keemasan Bogor sekitar tahun 80-an merindukan kota kami yang BERIMAN alias bersih, indah dan nyaman. Tahun-tahun itu keberadaan kota Bogor diakui dengan memperoleh Adipura sebanyak 6 kali (Adipura Kencana). PKL yang tertib, kemacetan yang langka, hijau oleh keteduhan tanaman (bukan oleh angkot), ketersediaan tempat sampah sampai di setiap angkot, juga kewajiban setiap toko untuk menyediakan tempat sampah serta menjaga kebersihan di lingkungan tokonya. Seluruh program berjalan dengan baik didukung oleh pengawasan yang teratur.

Keinginan kang Bima untuk bersilaturahmi dengan guru-guru dan teman di SD nya dulu, saya terjemahkan sebagai ungkapan terimakasih kepada guru-guru yang pernah membentuknya dan ingin sharing secara santai dan jujur dari orang-orang yang telah dikenalnya sejak dulu. Atau mungkin sekedar melepas rindu seperti saya? ciee... Namun dapat dipastikan kang Bima akan menerima masukan yang "jujur" dan langsung dari sumbernya tanpa ada kepentingan apapun atau niat untuk ABS (Asal Bapak Senang). Bahkan saya secara terang-terangan menyatakan saya pernah dikecewakan! (-_-)V

Wajar apabila karena merasa kenal, keinginan atau barangkali lebih tepat disebut keluhan kita ingin lebih didengar. Ceritanya, saya pernah mempertanyakan tentang masalah yang berkaitan dengan almamater kang Bima di situs jejaring sosialnya. Namun karena merasa tidak mendapat jawaban (apalagi tindakan nyata) saya jadi kecewa berat. Pada akhirnya saya pikir lucu juga mengharapkan seseorang yang kesibukannya seabreg menjawab keluhan kita yang ukurannya setetes diantara lautan.  :)
Saya pernah berfikir seseorang yang miskin pengalaman di birokrat pasti akan mengalami kesulitan berhadapan dengan mereka yang terlalu lama berada di zona aman, tidak out of the box dan kebanyakan ghibah.. namun ini bukan berarti pukul rata semua pegawai pemerintah seperti itu, seringkali mereka yang tadinya semangat tinggi memiliki ketakutan tidak akan berhasil atau tidak diterima lingkungan jika berbuat diluar kebiasaan sehingga ter/dipaksa menjadikan kreatifitas dan inovasi pegawai pemerintah seperti jalan ditempat, bikin cape tapi tidak menjadikan dirinya maju. :D
Hal ini juga sangat disadari kang Bima. Namun kekuatan suara masyarakat Bogor yang selama 2 tahun ini ditampung melalui blusukan keluar masuk kampung memberi kekuatan dan kepercayaan untuk sanggup memimpin kota Bogor dan bekerjasama langsung dengan para birokrat yang telah lama berkarya di pemerintahan.

Masalah krusial lain juga muncul dari pembicaraan santai sore itu seperti kemacetan, PKL, mall dan hotel liar, tatakota yang tidak jalan, perencanaan yang bagus tidak didukung pelaksanaan yang baik, bidang pariwisata yang kurang digali, sampai ke harga ruko yang mahal banget, trotoar untuk pejalan kaki dan jalur sepeda (yang 2 terakhir keinginan pribadi sebagai tambahan :D). Yang pasti semua dibicarakan dengan santai dan bebas kepentingan. Saya dengar hari itu kang Bima khusus menyediakan waktu pribadi tanpa diliput media apapun atau dipertemukan dengan organisasi manapun, jadi murni temu kangen (thanks Kang!)
Intinya sore itu di Pendopo Enam, semua dapet, ya temu kangen ya laporan pandangan mata untuk kang Bima yang April 2014 nanti akan memimpin kota Bogor. Doa dan dukungan semua teman agar pada saatnya nanti kang Bima diberi kelancaran dan kekuatan untuk punya NYALI memimpin kota Bogor tercinta, Aamiin... Semangat Kang!

taken by @Dali Pv @Ex Polpat 1985: Cheers guys! 










Comments

Popular Posts