Memperkaya Hati dengan Jigsaw Puzzle.

Dari sekian banyak pilihan hobi untuk relaksasi saya pilih menyusun Jigsaw Puzzle. Permainan yang ditemukan tahun 1760 oleh John Spilsbury seorang pembuat peta dan pemahat dari London (sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Jigsaw_puzzle), sampai saat ini masih bertahan sebagai permainan yang mengasyikkan, menantang, mengasah kemampuan otak dan cara yang ampuh untuk menghabiskan waktu yang berkualitas bersama teman dan keluarga.

Kemarin saya mendapat oleh-oleh jigsaw puzzle dari @tariandrie berisi 450 keping lukisan "Toki no Kane" atau  "Tower Bell" yang berada di Kawagoe - Saitama - Jepang yang sangat indah (makasih yaa :*).

Tantangan pertama, kepingan puzzle ini lebih kecil dari keping yang biasa tersedia. Kedua dan ketiga, gambar yang cukup rumit dan miskin warna cukup membuat alis bertaut. Tapi karena rasa penasaran yang sangat, akhirnya waktu pembuatannya bisa cukup sehari saja.

Pada saat pembuatan, beberapa filosofi jigsaw puzzle saya temui. Mungkin pesan tersirat ini tidak terfikirkan oleh penciptanya dulu, atau mungkin juga saya lebay dengan sok jadi filsuf, tapi bisa jadi ada benarnya juga.


Filosofi yang pertama, bentuk kepingan jigsaw puzzle biasanya unik dan tidak sama. belum pernah saya temui potongan jigsaw puzzle yang kotak semua atau mungkin berbentuk lingkaran semua. Bentuk keping jigsaw puzzle yang berbeda satu dengan yang lain saya artikan dengan perbedaan yang ada di  muka bumi. Tuhan menciptakan mahluk yang unik dan tidak ada yang identik sama.
Untuk memahami karakter kepingan biasanya kita melihat dari bentuk dan gambar yang terdapat dalam tiap keping. Saat kita menilai seseorang kita sebaiknya tidak hanya melihat penampilannya melainkan juga kepribadiannya yang biasanya kita bisa dapatkan saat kita memperhatikan dan mengenalnya lebih jauh. Baru setelah tahu betul pribadinya kita bisa menempatkan dan membuat karakternya.

Kedua, setiap keping jigsaw puzzle yang unik tidak bisa berdiri sendiri. Mereka harus melekat dan saling melengkapi satu sama lain. Manusia demikian pula, tidak bisa hidup sendiri. Jika manusia bisa hidup selaras dengan sesama manusia dan penghuni bumi lain, sebuah gambar kehidupan lestari pasti akan tercipta, indahnya...

Step by step; sampai dengan potongan terakhir ;)
Yang ketiga, setiap keping layak dicoba untuk ditempelkan dari berbagai sisi. Jika tidak menempel dengan sisi yang pertama, keping jigsaw puzzle bisa kita putar hingga betul-betul pas dengan keping di sebelahnya. Jika tidak juga masuk baik bentuk maupun susunan gambarnya tidak nyambung, maka simpan keping tersebut dan ganti dengan yang lain. Seringkali perkiraan kita salah dengan memilih keping yang kelihatannya tepat. Saya artikan, dalam melihat sebuah masalah, ada baiknya kita lihat dari berbagai sisi. Jika dari satu sisi terlihat buruk, masih ada sisi positif apabila kita melihat masalah tersebut dari sudut pandang yang berbeda. Hal ini membuat kita tidak akan cepat putus asa dan akan berusaha mencari pemecahan lain bila cara yang kita lakukan masih belum berhasil.

Keempat, seringkali kita mendapati gambar dengan bentuk yang diluar dugaan. Kepuasan saat berhasil mendapatkan keping yang tepat bertambah saat melihat keindahan gambar yang kemudian tampak. Filosofinya, berhubungan dengan point yang pertama, saat kita menilai seseorang, jangan pernah punya prasangka buruk. Apa yang kemudian kita dapatkan saat kita bisa memperlakukan seseorang dengan tepat akan menjadi kepuasan tersendiri buat kita dan kenyamanan buat orang tadi untuk berinteraksi dengan kita.

akhirnya selesai juga.. 

Kelima, setelah selesai menyusun gambar jigsaw puzzle kita beri bingkai yang indah untuk mempertahankan bentuk dan warnanya dan bila dipasang di dinding, akan membuat ruangan lebih indah. Bila memandang gambar yang sudah kita kerjakan dengan susah payah, rasa puas sudah pasti kita peroleh. Selain kepuasan diri, kita juga bisa berbagi keberhasilan dengan orang lain yang ikut memandangnya. Ini bisa juga saya artikan sebagai harmoni yang sudah kita ciptakan di lingkungan kita sebaiknya kita pertahankan dengan baik. Keharmonisan yang kita ciptakan diharapkan bisa membuat orang lain disekitar kita kemudian akan terlibat secara aktif dan menyebarkan keharmonisan lebih luas lagi. Termasuk dengan alam. Harmoni dengan alam adalah misalnya dengan membuang sampah pada tempatnya, berlaku hemat energi, melakukan 3R, tebang pilih, penanaman kembali, dan perilaku-perilaku bersahabat lainnya yang pasti akan membuat bumi kita lebih nyaman untuk ditinggali.

Itu beberapa hal yang saya temui sepanjang menyusun jigsaw puzzle yang khusus saya pesan untuk dibawakan sebagai oleh-oleh. Jadi selain memperkaya otak dengan ketelitian dan ketajaman berfikir yang wajib hukumnya, menyusun jigsaw puzzle juga bisa memperkaya hati. :)

Gambar asli: "Toki no Kane" A Bell of Time - Kawagoe - Saitama - Japan
(sumber: wikitravel.org)



Comments

Anonymous said…
hai hai mbak, wah ketemu dengan sesama peserta bigblogexchange :D

jangan lupa mampir di laman blog saya ya kemalife.wordpress.com
Michelle Lee said…
Taun ini bigblogexchange tidak terwakili oleh kita ya? Next time next event perhaps. Terimakasih udh mampir... :)

Popular Posts