Punto.

Setiap pagi saya memilih moda transportasi ojek online karena alasan waktu tempuh yang singkat dari rumah ke tempat kerja yg berjarak sekitar 7 km. Jika dibandingkan dengan naik angkot (angkutan kota) ongkos yang harus saya keluarkan sekitar 2 kali lipat sekali jalan.

Sebetulnya saya setia dengan angkot yang banyak berseliweran di kota Bogor. Naik ojol baru setahun terakhir karena fisik yang mulai bergerak pelan saat pagi harus memasak dulu untuk bekal anak sekolah. Walaupun tetap bangun jam 4 tiap pagi, tapi saya membutuhkan waktu lebih lama untuk benar-benar bangun dan akhirnya sangat 'terpaksa' naik ojol demi cepat sampai.

Angkot Kota Bogor warnanya hijau bergaris warna lain di bagian bawahnya dengan berbagai nomor tujuan. Dengan naik angkot perasaan diakui  sebagai warga kota sangat saya rasakan karena senyatanya angkot adalah sarana untuk melayani masyarakat dalam hal transportasi.

Saking banyaknya angkot di Kota Bogor, akhirnya kota kami dikenal dengan 'kota sejuta angkot'. Hampir seluruh wilayah di Kota Bogor dilalui angkot. Asal kita ingat nomor kendaraan ke tempat tujuan, naik angkot bisa sangat ekonomis. Kemeriahan angkot dalam kota yang berwarna hijau ditambah dengan angkutan berwarna biru dari kabupaten yang masuk hingga ke dalam kota. Keadaan ini menyebabkan banyak rute double yang dilalui baik oleh angkot hijau maupun biru. Di titik Barat sampai Jl. Merdeka (01 Cipaku-Merdeka; 06 Jurusan Parung-Merdeka) lalu di seputar Laladon (05 Ciampea-Laladon; 32 Cibonong-Laladon). Dari Utara/Tanah Sareal sampai ke Pasar Anyar di Bogor Tengah (07 Salabenda-Ps. Anyar; 08 Citeureup-Ps. Anyar). Dari titik Timur hingga ke Jl. Pajajaran dan Sukasari (02 Cisarua-Sukasari; 02A Cicurug-Sukasari). Dan yang bermuara hingga ke Pasar Bogor (03 Ciapus-Ramayana; 04 Rancamaya-Ramayana; 04a Cihideung-Ramayana). Seandainya saja dibuatkan titik diluar kota sebagai perhentian angkutan Kabupaten, niscaya kepadatan kendaraan umum dalam kota akan jauh berkurang.
Mari naik angkot!

Pengendara lain sering merasa kesal dengan ulah sopir angkot yang berhenti di sembarang tempat atau berkendara tidak sesuai aturan seperti berhenti dan pindah jalur secara mendadak serta kecepatan yang tinggi untuk berkendara dalam kota. Dan yang paling merasa kesal sudah pasti adalah para penumpangnya! Saat ngebut lalu tiba-tiba berhenti karena ada penumpang naik atau turun, sampai bergeser dari satu pojok dekat jendela ke pojok di belakang bangku sopir saat angkot kosong atau saling berhimpitan bahu dengan penumpang lain. Atau saat kaki sopir yang terlalu lincah saat pindah gigi, injak gas dan rem, membuat mual kami yang menjadi penumpangnya.

Tapi angkot tak pernah bikin kapok. Saat naik angkot, banyak yang bisa dilihat dan didengar. Saya pernah naik angkot selepas sholat subuh karena mengejar jadwal kereta. Sering satu angkot dengan orang yang akan pergi ke pasar atau pulang berbelanja. Sambil terkantuk-kantuk mereka membawa belanjaan yang memenuhi hampir sepertiga angkot. Atau mendengar percakapan tentang hal-hal yang paling trend saat itu. Misalnya saat kenaikan BBM, pasti berlanjut ke hal-hal lain yang berbau politik. Jangan tanya saat Pilkot, Pilgub dan Pilpres. Bahkan sampai saat ini, obrolan dalam angkot selalu hot. Saya kagum benar atas kemampuan analisa para pengguna angkot tentang hal-hal yang terjadi. Para pemimpin seharusnya sering-sering naik angkot jika ingin mendengar pendapat rakyatnya.

Yang paling saya suka apabila naik angkot yang kebetulan disopiri oleh teman SMP. Selain tidak usah membayar, ceritanya membuat perjalanan jadi tidak membosankan. Dia membawa angkot miliknya sendiri. Menjadi sopir angkot juga karena dia menyukai pekerjaan yang tidak terikat waktu dan bisa dekat dengan anak, katanya. Pekerjaan yang sebelumnya walaupun bergaji besar tapi membuatnya jarang bertemu keluarga. Jadi begitulah, istrinya tetap bekerja di sebuah perusahaan di Jakarta, sementara dia menyupiri angkot dengan jam kerja yang disesuaikan
.
story telling 
Rejekinya memang seperti sudah ditulis di jalanan kota. Setiap kali saya menumpang di angkotnya, tidak pernah kekurangan penumpang. Selalu ada yang naik. Tapi sepertinya dia tidak begitu perduli walaupun angkotnya kosong. Tidak pernah ketakutan tidak dapat penumpang karena percaya benar bahwa rezeki sudah ada yang mengatur. Mengendarai angkotnya juga sangat halus dan membuat nyaman penumpang, tidak ngebut tapi juga tidak lambat sehingga menghalangi pengendara lain.

Ceritanya lalu berlanjut tentang pekerjaannya di kapal, pengalamannya naik haji, cerita tentang anak-anaknya dan tentang HP-nya yang masih polyphonic. Dia tidak mahir dengan HP zaman now, katanya, tidak terdaftar di medsos apapun dan tidak berminat. Yang terakhir ini membuat sulit menghubunginya saat akan reuni. Dibalik penampilannya yang sederhana, kagum juga saya dengan pengalaman hidupnya yang luar biasa dan dedikasinya buat keluarga. Saya jadi banyak belajar tentang sabar, keyakinan setiap usaha pasti menghasilkan rezeki, serta ikhlas. Bila nanti ada yang naik angkot 08 warna hijau dengan garis merah hati dibawahnya, jurusan Ps. Bogor - Bantarjati - Wr. Jambu, ada kemungkinan disopiri teman saya. Namanya Punto.



Comments

Unknown said…
Ingettt Almarhum abah miss menghidupi keluarganya dari supir angkot..., sejak kecil sd lulus SMA , sampai akhirnya pensiun ketika angkot 02 dipangjangkan trayeknya sampai ke bubulak abah kelelahan hingga akhirnya pensiun sampai meninggalkan kami, Alfatihah ...
Michelle Lee said…
Alfatihah untuk Abahnya kang, luar biasa perjuangan seorang ayah buat keluarganya. Semoga beliau husnul khotimah, aamiin

Popular Posts