Nak.. Kalo sudah besar...

Hari menjelang Ashar.. saya masih dalam perjalanan menuju rumah, sambil memeluk Ilham. Anakku mengoceh ga jelas sambil tengok kanan kiri seolah menikmati kemacetan, untung dia bukan anak yang rewel karena sejak umurnya 40 hari, dia udah saya bawa kemana-mana dengan kendaraan umum.

Ocehan Ilham tiba-tiba berhenti. 2 orang pemuda duduk di pintu angkot, ngamen. Tapi penampilannya ngga layaknya pengamen, lebih ke gaya PUNK. Rambut mohawk dicat, baju warna gelap (ga jelas antara hitam atau coklat tua.. saking kumelnya) dan (agak) compang camping, celana super ketat, boot... lagunya yang mereka bawain juga bukan lagu yang suka diputer sama penjual MP3 pinggir jalan, kayaknya ciptaan sendiri dengan lirik yang mungkin maunya menggigit, tapi malah jadi ga jelas.

Reaksi penumpang lain ga jauh sama reaksi Ilham. Terdiam... sedikit takut.. Angkot yang isinya 5 orang perempuan dan 2 orang laki-laki (termasuk Ilham) tiba-tiba saja jadi terasa mencekam. Dua orang tadi terus saja bernyanyi, sementara di belakang tampak beberapa teman mereka yang juga memanfaatkan kemacetan buat meneriakkan protes lewat lagu.
Setelah mereka turun dari angkot, barulah para penumpang komentar.. takut.. sayang ya ganteng2, masih muda, kuat-kuat jadi ga puguh juntrungan..

Ilham berceloteh lagi... sambil menggenggam kue donat yang tadi saya beli. Pelukan saya tambah kuat melingkupinya seraya berkata dalam hati, "Nak.. kalau sudah besar nanti, jadilah anak sholeh yang mencerahi setiap orang dengan imanmu serta menebar kebaikan dalam setiap langkahmu."

Comments

Popular Posts