Wortel, Telur dan Bubuk Kopi...

Beberapa waktu yang lalu, dalam pelatihan rutin peningkatan profesionalisme guru, pemberi materi saat itu memberikan filosofi wortel, telur dan bubuk kopi yang bila kita kaji maknanya, bisa memberikan kontribusi yang baik dalam setiap langkah kita.

Ketiga bahan makanan ini kita beri lingkungan yang sama.. boiling water, air mendidih. Walaupun diberi perlakuan yang sama yaitu 'dicemplungkan' ke dalam air mendidih, ketiganya memberikan respon yang berbeda-beda.
WORTEL, yang pada awalnya berwarna oranye segar dan renyah cenderung keras dalam keadaan mentah, pada saat masuk ke dalam air mendidih semakin lama akan semakin lembek karena terlalu banyak menyerap air dan berwarna layu.
TELUR, walau diluar terlindung oleh cangkang yang cukup kuat, dalamnya cair dan memiliki protein tinggi. Semakin lama dia ditempatkan dalam air mendidih, telur akan semakin keras dan keras. Pernah saya baca dalam permainan anak tradisional 'adu telur', anak-anak ini merebus telurnya berhari-hari agar menjadi sekeras batu. Jika sudah demikian jangan tanya gizinya.
BUBUK KOPI, saat masuk ke air mendidih, air yang tadinya bening akan berubah menjadi sewarna dengan kopi dan harumnya membuat kita ingin menyesapnya. Jika kemudian kita tambah dengan gula dan susu akan tambah nikmatnya.

Intinya, pada saat kita memasuki lingkungan yang baru, lakukan penyesuaian dengan lingkungan baru kita.

Jangan seperti WORTEL yang semakin lama semakin lembek karena terpengaruh oleh lingkungan sekitar yang belum tentu baik buat diri kita. Jika kita sudah kemudian menjadi 'layu' kita akan kehilangan tujuan dan prinsip untuk menjadi lebih baik. Kasarnya sih orang bilang jadi "euweuh kahayang", tak ada keinginan untuk maju.

Jika kita berbuat seperti TELUR.. terlalu mempertahankan prinsip pribadi dan menutup diri terhadap keadaan sekitar, kita akan menjadi "keras hati". Jika kita terlalu 'keukeuh' pada prinsip akan menjadikan dunia kita sempit, sesempit cangkang telur.

Berperilakulah seperti BUBUK KOPI, memberi warna, memberi kenikmatan dan bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.

Comments

Anonymous said…
Analogi yang bagus
Michelle Lee said…
makasih bu alifia... ditunggu comment2 nya... :)

Popular Posts