Di Ruang Tunggu.

Tahun baru selain membawa harapan baru, seringkali membuat stress meningkat. Tuntutan untuk membuat laporan akhir tahun, pemeriksaan dari departemen terkait, buat para guru, melaksanakan ulangan akhir semester, mengisi raport, semua itu dikerjakan di akhir tahun. Tekanan itu juga yang sepertinya menyebabkan teman saya harus pergi ke dokter untuk badannya yang tiba-tiba menuntut untuk beristirahat.


Takut karena badannya yang lemas, teman saya meminta saya untuk mengantarnya. Pertama tujuan kami ke dokter langganannya yang ternyata sudah cuti. Dokter juga rupanya sangat perlu liburan. Pilihan berikutnya; dokter 24 jam.
Saya datang bersamaan dengan seorang Ibu yang dipapah oleh anak dan cucunya. Saya memandangnya dari belakang, cucu laki-lakinya yang berumur sekitar 6 tahun tampak riang memapah sang nenek. Waktu kemudian kami semua sudah ada di ruang tunggu, rupanya pandangan dari belakang bisa saja salah. Yang saya anggap Ibunya yang sedang sakit ternyata pembantu yang diantar nyonya nya untuk berobat.
Saya bisa menebak demikian karena sang nyonya memilih untuk duduk agak jauh dari ibu yang dipapahnya tadi. Si Ibu yang mengenakan pakaian sederhana berusaha keras dalam sakitnya untuk tetap bisa tersenyum pada anak nyonya nya yang memilih untuk duduk di sebelahnya. Si anak tampak ceria dan sibuk bercerita, sementara si Ibu pengasuhnya dengan sabar mendengarkan sambil sekali-kali menanggapi dengan senyuman.

Tak lama masuk satu keluarga dengan 2 orang anak balita dan.. 2 orang pengasuh. Barangkali sangat sulit untuk mengasuh anak di jaman sekarang sehingga setiap anak membutuhkan satu orang pengasuh. Rupanya sang kakak yang berumur sekitar 5 tahun super aktif. Ada-ada saja yang ia tanyakan pada ibunya atau ayahnya. Atau ulahnya yang mengganggu adiknya yang baru bisa berjalan. Setelah itu ia mengejar ayahnya yang  masuk ke toilet dan... mematikan lampunya! Sampai bingung siapa sebenarnya yang sakit dalam keluarga ini, mungkin para pengasuhnya yang sejak masuk ke ruangan berusaha menjaga jarak dengan anak-anak asuhnya.

Sementara anak saya sibuk memperhatikan sambil memeluk terompet tahun barunya yang berbentuk naga. Banyak pembelajaran yang bisa saya ambil saat di ruang tunggu. Kenapa seorang anak memilih untuk duduk berdekatan dengan pengasuhnya daripada dengan ibunya? ; Melihat ketabahan seorang asisten rumah tangga yang walaupun dalam keadaan sakit yang sampai harus dipapah tetap berusaha tersenyum untuk mendengarkan  cerita anak asuhnya ; Sebuah keluarga yang entah karena tidak mau repot atau takut anak-anaknya terlantar sampai harus menggaji pengasuh untuk masing-masing anak. Teman saya akhirnya keluar dari ruang periksa, diagnosanya temanku kecapean. Satu lagi pembelajaran, bahwa sehat itu sangat berharga.

Comments

Popular Posts