Singapura; "Let's check your temperature!"


Setiap hari Minggu pertama di bulan Juli diperingati sebagai Youth Day untuk menghargai para generasi muda di Singapura. Youth Day diperingati dengan cara mengadakan pertandingan antar kelas dan kegiatan yang bersifat kegiatan di luar ruangan, mungkin seperti class meeting di sekolah-sekolah Indonesia. Entah karena mungkin hari libur yang jatuh pada hari Minggu kemuadian diganti hari Senin, yang pasti rombongan pertukaran pelajar kami baru dapat mengunjungi Hua Yi Secondary School pada hari Selasa, 6 Juli.

Pagi hari dengan perbedaan waktu satu jam, dalam keadaan masih gelap kami pergi ke sekolah menggunakan bis yang dikirim pihak sekolah ke asrama tempat kami menginap. Walaupun langit masih gelap, jam kami menunjuk pada angka 7. Tiba di sekolah kami dibawa menuju hall, sebuah ruangan besar dimana kami diajak untuk flag rising and pledge taking ceremony. Dalam acara tersebut walaupun tidak ada pengibaran bendera seperti di Indonesia, semua warga sekolah wajib menyanyikan lagu kebangsaan Singapura "Majulah Singapura" dan menyatakan semacam janji atau sumpah sebagai warga negara Singapura bersama-sama.

Kegiatan setelahnya...temperature taking; "Let's check your temperature!", begitu Mr. Lee, guru yang bertanggung jawab atas upacara hari itu berbicara di depan mikrofon. Semua murid mengeluarkan termometer mereka dan HAP.. 3 menit kemudian setiap ketua kelas mencatat nomor yang tertera dalam setiap termometer warga kelasnya. Hal ini dilakukan dua kali sehari.

Rupanya hal ini berhubungan dengan upaya pemerintah Singapura dalam mencegah menjangkitnya virus H1N1. Sampai-sampai temperature taking ini berlaku wajib bagi semua warga di semua sekolah Singapura yang tertuang dalam kebijakan Kementrian Pendidikan Singapura.

Berbeda dengan di Indonesia, influenza dianggap penyakit ringan yang akan sembuh sendiri dan kita tidak harus sampai meninggalkan aktivitas hanya karena penyakit ini menyerang. Padahal obat flu satu-satunya adalah istirahat. Kadang hampir semua warga kelas menderita flu, termasuk saya sebagai guru apabila pola makan sudah tidak teratur dan kurang istirahat akan juga tertular virus ini.
Singapura mengharuskan mereka yang mempunyai gejala flu segera mengobati dan melindungi dirinya (dan orang lain) dengan menggunakan masker. Poster-poster mengenai cara memelihara diri sendiri untuk tidak tertular dan menularkan flu banyak terdapat di seputar sekolah, terutama di daerah kantin yang paling banyak dikunjungi dan memungkinkan banyak orang untuk berinteraksi.

Begitu sadar pemerintah dan warga Singapura bahwa satu-satunya mencegah penyebaran virus ini adalah dengan menghindari timbulnya penyakit dan penanganan segera terhadap kasus yang timbul. Kesehatan warga sekolah dijaga dengan menyediakan makanan sehat bersertifikat A atau B dari pemerintah di kantin sekolah. Sertifikat itu sendiri diperoleh melalui standar uji yang harus dibayar cukup mahal oleh pemilik gerai makanan kepada pemerintah. Karena memperoleh dengan harga yang tinggi, pemilik kantin berusaha sangat keras untuk tetap menjaga kualitas kantin agar sertifikatnya dapat dipertanggungkawabkan.

Mmmm... seandainya pemerintah kita atau paling tidak sekolah menerapkan standar kesehatan seperti itu, warga sekolah barangkali akan lebih sehat, generasi muda kita pun akan tambah semangat.
Hari ini kami masing-masing dapat sebuah termometer sebagai.. souvenir... ;)

Comments

Popular Posts